Kamis, 22 November 2012

Kamis, 11 Oktober 2012

INTIP CLODI KAMI DI FACEBOOK JUGA YAHHH :))


https://www.facebook.com/dilanyoarif?ref=tn_tnmn

DETERJEN YANG AMAN UNTUK CLOTH DIAPER

Berikut ini adalah laporan hasil survey deterjen di-pasar yang tidak aman dan yang ‘sementara’ aman untuk popok kain modern.

Pedoman:
Mencari deterjen biodegradable ramah lingkungan yang biasa-biasa saja


Tidak mengandung: bleach, enzym, softener, pencerah optik sinar matahari, pencerah warna pakaian

Hasilnya…


Deterjen yang tidak aman:

Rinso Matic 1kg 23450 (mengandung enzym) tidak aman

So Klin Bio matic 1kg Rp 19970 (mengandung enzym) tidak aman

So Klin softener 10970 (mengandung Softener) tidak aman

Deterjen Carefour enzym 1kg Rp 13200 (mengandung enzym) tidak aman

Surf Lime (mengandung Optical Brightener/Oxigen) tidak aman

Surf Putih (mengandung Optical Brightener/Oxigen) tidak aman

Rinso Colour and Care 800gr Rp 11290 (mengandung Optical Brightener) tidak aman

Rinso Molto Ultra Rp 12360 (mengandung Softener dan Enzym) tidak aman

Rinso anti noda(mengandung Enzym) tidak aman

Total Pelangi 900gr Rp 11700 (mengandung Optical Brightener) tidak aman

Total Putih 900gr Rp 9500 (mengandung Optical Brightener dan Softener) tidak aman

B29 Pink powder + softener 800gr RP 11740 (mengandung Softener) tidak aman

Bu Krim 5000 lemon 550gr Rp 4590, (mengandung Optical Brightener) tidak aman


Deterjen yang sementara aman*:

Daia Bunga 900gr Rp 9000 (berhadiah mangkok), sementara aman

Daia Lemon 900gr Rp 9000 (berhadiah mangkok) , sementara aman

Attack Clean Maximiser 450gr Rp 8200, sementara aman

Attack Easy 700gr Rp 10890, sementara aman

Rinso Excel 1kg Rp 19900, sementara aman

B29 Water guard 1800gr Rp 18690, sementara aman

B29 Rose Rp 10690, sementara aman

Deterjen bubuk carefour 500gr Rp 3450, sementara aman

Viso 900gr Rp 9450, sementara aman

Deterjen BOOM putih 550gr Rp 4790, sementara aman

* Perhatian bahwa pabrik deterjen tidak memberikan info detail kandungan aktif dalam produk mereka dan seringkali merubah komposisi bahan aktif dalam produk mereka setiap saat, sehingga Bunda/Ayah perlu mengecek ulang kandungan aktif pada kemasan deterjen saat membeli.


Sumber : http://www.greennappy.org/

Mengganti Elastik Clodi dengan Tangan Kita Sendiri

Judulnya lebay ya? hihihi..

Buat kita yang gak bisa pake mesin jahit atau gak punya mesin jahit juga gak ada yang mau minjemin mesin, atau buat kita yang emang sukanya bersusah-susah.. (hah?).. kita bisa loh ganti elastis clodi yang udah melar, dengan tangan kita sendiri :pceritanya pempem 15 bulan Zee elastisnya udah melar, jadinya bocor samping deh..

aku gak bisa jahit pake mesin, tapi pake tangan, lumayan lah..

ini ceritaku.. (apa ceritamu, nah loh.. *getok*)

Alat yang diperlukan:

1. karet elastis

2. pendedel

3. jarum (ukuran paling kecil)

4. benang (aku pake warna putih, sesuai inner)

5. gunting

6. peniti kecil

7. kacamata (buat yang bermata empat)

8. lampu/penerangan yang cukup

9. kaca pembesar (oke, yang ini lebay :p)



cara:

1. Bentangkan clodi, perhatikan jahitan elastis samping, Anda akan menemukan pola |_|_____|_| pada elastis tersebut. jahitan (|) yang sebelah dalam adalah jahitan yang mengikat elastis pada inner clodi.. (semoga sampe di sini, pada paham)..



2. dengan menggunakan pendedel, buka perlahan jahitan (|) sebelah luar, dan SEDIKIT jahitan (__) yang terdekat dengan jahitan (|) - ingat, jangan terlalu banyak membuka jahitan (___) atau Anda akan menyesal! (pengalaman pribadi T_T)3. buka clodi dari sebelah dalam, perhatikan, Anda akan melihat elastis yang nempel pada inner, jika Anda belum bisa melihat elatisnya, berarti Anda kurang besar membuka jahitan (___)-nya.(Tuhan, semoga sampai di sini pada masih belum bingung)4. buka jahitan yang nempelin elastis ke inner, pelan-pelan ya.. buka sampai elastisnya lepas.



5. lakukan hal yang sama di ujung satunya. lepaskan elastis dan buang!!!



6. dengan bantuan peniti, masukkan elastis dari ujung yang terdekat dengan bukaan poket. Jangan lakukan sebaliknya.. nanti Anda akan repot, dan trust me, it looks fool!!! T_T



7. di ujung yang lebih jauh dari bukaan poket, jahit elastis pada inner, jahitnya pake metode tikam jejak (kali ya..) itu lo.. jahit yang terus balik lagi ke belakang.. ya gitu lah.. pokoknya jahit yang mantep lah! :p



8. setelah elastis nempel ke inner, jahit kembali jahitan (|) sebelah luar dan jahitan (_) yang terdekat dengan dia. INGAT!!! gunakan lubang yang sudah tersedia di outer untuk mengurangi risiko rembes!!(ini yang susah, karena itu dibutuhkan penerangan yang cukup!)



9. setelah ujung terjauh dari bukaan poket terjahit rapi, sekarang giliran ujung terdekat dengan bukaan poket. Gunakan coli baru untuk mengukur panjang-pendeknya elastis yang akan digunakan. Jahit elastis ke inner clodi, gunting sisanya.



10. jahit kembali jahitan (|) sebelah luar dan jahitan (_) yang berdekatan dengannya..



11. satu elastis sudah diganti dengan rapi! sekarang giliran elastis sebelahnya.. PERHATIKAN!!! jangan sampai elastisnya panjang sebelah, ya!!! :p



selamat bekerja!!! ^_^

*semoga jelas...semoga jelas...semoga jelas...

Oleh Yeptirani Syari dan Nurul Halida di Komunitas Popok Kain
sumber : https://www.facebook.com/groups/166676086716407/doc/325313247519356/

POPOK KAIN DAN KAKI NGANGKANG



Dari waktu ke waktu, selalu muncul pertanyaan apakah popok kain modern bisa menyebabkan pertumbuhan tulang bayi menjadi terganggu, menjadi ngangkang, atau berbentuk O. Kekhawatiran biasanya muncul dari generasi yang lebih tua, seperti nenek si bayi. Tidak jarang ibu jaman sekarang menjadi ragu untuk mengenakan popok kain.





Dari sekian banyak literatur yang membahas mengenai kaki ngangkang (banyak sekali lho), kami hanya menemukan 2 yang menyebutkan tentang popok dalam hubungannya dengan kaki ngangkang.

Healthlessononline.com menyebut bahwa anak yang sudah memiliki indikasi medis kaki ngangkang (yang bukan merupakan kategori normal– dengan parameter dijelaskan setelah ini-), disarankan menghindari popok tebal terutama apabila sudah bisa berdiri atau berjalan. Ada pula referensi lokal yang menyebut popok dapat menyebabkan ngangkang, begitu pula gendong samping, dan tidur tengkurap dalam posisi kaki terbuka. Namun sayangnya, tidak ada bahasan yang lebih mendalam tentang hal ini.



Ibu ibu yang sudah cukup loyal menggunakan popok kain biasanya akan menolak keras pendapat ini, didukung oleh data yaitu kondisi anak anak mereka yang baik baik saja. Memang benar, ketika kami coba mencari literatur mengenai ini, rata rata yang ‘menjawab’ adalah forum, di mana thread diskusi yang menentang pendapat bahwa popok kain membuat ngangkang begituuu panjang. FYI, saya sendiri ,dulu, adalah tipe ibu malas ganti popok. Modern cloth diaper pertama anak saya, Wonderoos, saya pakaikan dengan 2 insert microfiber gramasi besar, di mana 1 insert ada 3 ply. Kebayang ngga gimana risihnya mama saya melihat cucunya menggunakan popok semacam itu. Tapi saya keukeuh, yang penting tahan lama! Hehehe. Mohon jangan ditiru, karena seiring saya berkenalan dengan popok kain, saya semakin sadar bahwa ganti popok sesering mungkin adalah hal yang krusial, dari sisi kesehatan. Kalo urusan ngangkang? Sekian lama anak saya dipakaikan popok kain yang ngga kira kira tebalnya (karena selalu pakai 2 insert), anak saya kini (hampir 3 tahun usianya), berdiri dan berlari dengan tegap.



Tapi barangkali ada beberapa kalangan yang butuh penjelasan yang lebih ilmiah? Ok kalau begitu yuk kita kenalan dengan ‘kaki ngangkang’ secara medis.



Kaki ngangkang bahasa medisnya adalah Genu Varum, atau kaki ‘O’. Seluruh bayi mengalami Genu Varum karena tulang yang masih ‘lembut’ dan bayi ‘dipaksa’ untuk melipat kakinya di dalam rahim. Hehe… sebenarnya ya tidak dipaksa, itu hal yang sangat natural sekali, mekanisme buatan Tuhan. Jadi, tidak ada yang salah dengan kaki ngangkang, itu natural. Rata rata referensi menyebut bahwa Genu Varum akan hilang dengan sendirinya pada usia 18 bulan (http://www.healthlessonsonline.com/bowlegs/), bisa juga lebih lama, dan dianggap perlu penanganan apabila tidak hilang pada usia 4 tahun.

Pada usia tertentu (sekitar 2 tahun), akan terjadi perubahan pada tungkai bayi (remodeling) sehingga menjadi lurus. Bahkan ada yang menyatakan bahwa baru pada usia sekitar 9 tahun, tungkai menjadi lurus sempurna. (http://www.childrensmemorial.org/depts/orthopaedic/genu-varum.aspx ).



Di luar dari kasus Genu Varum yang alami, ada pula yang memang merupakan permasalahan tulang yang harus diatasi. Tentu dalam hal ini, dokter memiliki parameter parameter yang harus dipenuhi, misalnya, ngangkangnya lebih dari 20 derajat, dll. Dokter juga perlu menanyakan histori media, nutrisi, injury saat kelahiran, kekurangan vitamin D, dan faktor genetik. Selain itu, ada juga lho kelainan karena lempeng tulang di kaki tidak tumbuh dengan semestinya, dan ini faktornya justru biasanya terjadi pada anak yang berdiri terlalu dini (nah lho, jadi jangan suka maksain anak berdiri/bertumpu di kaki di saat kaki belum kuat ya – itu analisis kami saja sih, hehe).



Nah, sekarang sudah jelas deh penyebab penyebab kaki ngangkang. Sekarang, apakah benar popok tidak menyebabkan kaki ngangkang? Kalau sekedar ingin menjawab berdasarkan kesaksian buanyakkk orang sih…. Tidak. Popok kain tidak membuat ngangkang. Silahkan cari forum ibu ibu yang begitu banyakk memberikan kesaksian (kata orang orang lho ya, saya sih manggut manggut aja). Survei kecil kecilan yang kami lakukan pun mayoritas menyatakan dengan positif, bahwa popok tidak menyebabkan kaki anak mereka ngangkang. Memang kami tidak menemukan referensi ‘ilmiah’ yang benar benar secara mendalam membahas secara khusus mengenai popok dan dampaknya terhadap tulang. Namun, berpegang kepada pengetahuan mengenai Genu Varum, penyebabnya, dan fakta bahwa ini adalah hal yang normal terjadi pada bayi, tentu ini bisa jadi dasar yang kuat untuk menghilangkan kekhawatiran itu.

Wallahu a’lam.



Happy cloth diapering!



Rika Winurdiastri



Ibu dari Radhika Naufal Auliya, 34 bulan, berpopok kain dari 0 bulan hingga sekarang untuk

mencegah ‘insiden’

Founder of Enphilia cloth diaper, http://www.rumahpopok.com



REFERENSI



http://www.mother-ease.com/wwwboard/messages/Default.asp/sub/show/action/posts/fid/1/tid/24701

http://www.circleofmoms.com/cloth-diapered-munchkins/bow-legged-160464#_

http://www.wrongdiagnosis.com/g/genu_varum/causes.htm

http://en.wikipedia.org/wiki/Genu_varum

http://www.medicineonline.com/articles/g/2/genu-varum/bowleg.html

http://www.childrensmemorial.org/depts/orthopaedic/genu-varum.aspx

Cara Stripping CLODI



Cara 1 : Simpel


Rendam insert yang sudah dicuci bersih dengan air hangat 40°C. Bilas dengan air hingga air buangan tidak berbusa lagi.




Cara 2 : RLR Treatment


RLR adalah sabun khusus yang dipakai untuk menghilangkan residu. Rendam outer clodi dan insert yang telah dicuci dengan 1 bungkus RLR selama 30 menit sambil sesekali dikucek. Bilas dengan air hingga air sisa buangan tidak berbusa lagi. Agar hasil maksimal untuk pembilasan insert bisa juga menggunakan mesin cuci dan langsung ke bagian rinse/pembilasan. Satu bungkus RLR dapat digunakan untuk 15-18 set clodi beserta insertnya.




Cara 3 : Magic Clean Treatment


Cuci pakaian dengan sabun khusus clodi. Lalu bilas dengan 'Magic Clean' dengan takaran 1-2 sdm. Rendam 10 menit, lalu bilas hingga cucian tidak berbusa lagi. "Magic Clean membuat pakaian harum dan bersih serta menghilangkan residu pada pakaian.

Minggu, 02 September 2012

idho ikut lomba poto yeeeeee

https://www.facebook.com/media/set/?set=oa.10150961023525689&type=1

wow poto idho ku ada disana , tapi tapi cuma aku sendriri yang gak pake deskripsi hiksss jadi pesimissssssssssssssss ,,padahal idho banyak banget poto pake clodi yang lucu-lucu tapi ga masuk ,pasnya bb rusak lagi hadeeeeeeeeeeh


Senin, 13 Agustus 2012

Pengumuman


Selamat IDUL FITRI ya AYAH BUNDA ^_^

Untuk Sementara Toko Online Kami Tutup Dulu yaa mulai dari tanggal 17 Agustus 2012-26 Agustus 2012 
Pemesanan akan kami layani kembali pada tanggal 27 Agustus 2012 

Clodi Palembang mengucapkan minal aidin wal faizin 
Mohon Maaf Lahir dan Batin 
1 Syawal 1433 H

Minggu, 12 Agustus 2012

Perawatan Harian Popok Kain Modern: Cara Mencuci & Tips Praktis

Disusun oleh: Inne Utomo
Menggunakan dan merawat popok kain modern (cloth diaper, clodi) ibarat pepatah ‘alah bisa karena biasa’. Awalnya ada yang merasa, “ribet, deh!”. Kalau tidak mengerti betul, ada juga yang merasa, “mau praktis kok malah repot, sih? Cape, deeeh!”. Meski demikian, ibu-ibu pengguna popok kain modern kini semakin banyak. Sebab, kerepotan yang terasa berat di awal, sebenarnya adalah pekerjaan harian biasa yang mudah dikerjakan. Karena belum terbiasa maka rasanya sulit sekali. Setelah terbiasa, secara otomatis Ibu atau asisten di rumah akan jauh lebih mudah mengerjakannya.
Popok kain modern ada banyak jenisnya. Antara lain fitted diaper, prefold diaper, pocket system, All in Two (AI2), All in One (AIO) dan cover system*. Tetapi pada intinya, cara perawatannya sama: tidak perlu direndam lama, dicuci dengan sedikit deterjen dan dibilas sampai hilang busanya.
Perbedaan dari macam-macam jenis tersebut diatas, biasanya mempengaruhi cepat-lambatnya waktu pengeringan.
Nah, berikut ini detail cara pencucian dengan pilihan cuci dengan tangan dan dengan mesin cuci. Umumnya, dengan cara berikut ini, popok tidak akan beraroma khas amonia setelah kering.
Happy cloth diapering!
*****


Mencuci dengan Tangan
Jika si kecil buang air besar, buang kotoran ke dalam kloset, siram untuk menghilangkan sisa kotoran yang menempel
Jika belum sempat mencuci selama 2 – 3 hari, sebelum ditaruh di ember, kucek sebentar di bawah air mengalir untuk membuang sisa ompol
Kumpulkan popok kotor di ember kering (dry pail)
Saat hendak mencuci, siapkan ember berisi air dan gunakan 1/4 takaran deterjen tanpa pemutih, pewangi dan pelembut, dan hindari deterjen dengan kandungan enzim pengangkat kotoran. Rendam sebentar, sekitar 15 – 30 menit
Kucek popok, tidak perlu sekuat tenaga saat mengucek dan memeras. Simpanlah energi dan tenaga dalam Ibu-ibu untuk bermain bersama si kecil saja.
Bilas 2 atau 3 kali sampai busa hilang. Kalau ada bau ompol membandel, bilas di bawah air mengalir.
Peras popok secukupnya, jemur dengan inner menghadap matahari
Setelah kering, lipat dan simpan di lemari pakaian si kecil.
Mencuci dengan Mesin Cuci
Sharing dari Anna:
“Untuk pencucian sehari-hari, aku menggunakan mesin cuci semi-automatic dua tabung. Cara pencucian aku biasanya seperti ini:
Bekas pup dikucek sampai bersih, jadikan satu dengan popok kotor lainnya
Bilas popok kotor bekas ompol dengan air biasa tanpa deterjen sebanyak dua kali
Bilas dua kali tanpa deterjen
Baru dicuci bersama baju Seno lainnya
Cuci selama enam menit dengan deterjen 1/4 takaran dari yang dianjurkan
Bilas 2 – 3 kali hingga busa tidak ada atau hanya sedikit
Keringkan dengan spin selama 2 – 3 menit
Tentunya banyaknya air, deterjen, lamanya cuci dan bilas juga disesuaikan dengan banyaknya popok kotor yah. Biasanya aku nyuci seperti ini utk 2 – 3 set popok modern. Oh ya, ada juga yang menyarankan nyuci popok modern jangan dicampur pakaian biasa, tapi aku campur untuk menghemat air, listrik, waktu dan tenaga
Selain itu kalo mau merendam popok di air deterjen jangan lama-lama, mungkin sekitar lima menit aja. Sebaiknya sih ikuti saran pencucian yang biasanya tertera pada label masing-masing merk popok. Ada yang mengklaim ‘wash at any temperature’ seperti Blueberry Minky, ada juga yang menyarankan cuci dengan air panas di suhu 40 – 60° C, ada juga yang outer-nya sama sekali tidak boleh kena air panas seperti merk Coolababy. Bila masih terdapat noda pup setelah dicuci, biarkan saja dulu, jemur di bawah terik matahari, noda akan memudar. Kalaupun masih ada biasanya akan hilang pada pencucian selanjutnya.
Oh ya, untuk mencuci dengan mesin cuci otomatis (fuzzy logic ya istilahnya?) aku belum pernah jadi belum ada pengalaman. Kalo melihat cara kerjanya kayaknya lebih boros air. Bila cucian tidak terlalu banyak menurutku sebaiknya dicuci dengan tangan”.


Tentang PERENDAMAN
Tips dari Sitha Puspita:
“Bisa juga ditambahkan bubuk anti bakteri saat merendam dan/atau saat mencucinya, misalnya produk Mothercare Smart Nappy Soak atau Bambino Mio Fresh. Mungkin pakai Tea Tree oil juga bisa, silakan browsing untuk detailnya”.
Tips dari Adisty Budiman:
“Fitted diaper dan reusable liner yg ada fleece-nya biasanya tetap aku rendam sih, malahan semalaman, buat ngilangin pesing dan noda. Kalo pocket diaper dan diaper cover yang PUL-laminated memang gak aku rendam karena memang demikian sesuai anjuran kebanyakan produsen clodi, karena katanya bisa merusak atau melemahkan daya waterproofing (kalo minjam istilahnya ‘deteriorate’)”.
*****
Nah, tulisan ini adalah beberapa tips dari Ibu-ibu yang terbiasa menggunakan popok kain. Bisa dilihat, bahwa setiap Ibu punya cara sendiri, tetapi pada dasarnya tetap pada prinsip menggunakan sedikit deterjen, membilas sampai busa hilang, tidak merendam popok terlalu lama sebelum dicuci dan tidak menggunakan setrika setelah popok kering.
Silakan tentukan gaya Anda sendiri. Untuk informasi lebih lanjut atau berbagi pengalaman ber-popok kain ria, gabung di milis popok kain yaaa..


Cheers!
Inne Utomo

HARUS PUNYA BERAPA POPOK KAIN

Pertanyaan ini sering sekali dikemukakan di dalam diskusi Milis Popok Kain. Sebenarnya kebutuhan setiap bayi mungkin saja tidak sama, tergantung kondisi masing-masing seperti frekuensi – kuantitas pipis bayi, jenis popok kain, jadwal pencucian popok, atau bahkan preferensi sang ibu sendiri.

Sebagai gambaran saja, berikut ini kami kutip dari blog Baby’s World tertanggal 10 Agustus 2009 yang berjudul Jumlah Popok Kain.



“Sebenarnya berapa ya jumlah popok kain yang harus disediakan di rumah? Info dari satu penjual popok menyebutkan minimal 15 bila mencuci dua hari sekali. Di buku panduan saya dituliskan jumlah yg diperlukan sesuai jenis popok yg kita inginkan (misalkan utk AIO integral berhubung keringnya lebih lama jadi perlu lebih banyak dibanding jenis pocket).

Saya sendiri berusaha menganalisa kebutuhan pribadi dengan berdasarkan pengalaman selama empat bulan ini. Pertimbangan saya begini:
Lihat dulu berapa banyak popok yg diperlukan dlm sehari. Bila penggantian popok kurang lebih setiap 3 jam, maka berarti dalam sehari memerlukan 8 popok.
Kemudian lihat cuaca pada umumnya, bila lebih banyak panas, maka jemuran kering lebih cepat. Jadi, stok popok tidak perlu banyak.
Lihat juga kemungkinan kondisi musim hujan atau musim dingin. Pastinya jemuran jadi lama keringnya.

Oke, sekarang kalau kondisinya seperti saya:
mengganti popok setiap 3 jam sekali
hidup di negara 4 musim (dimana kondisi dingin lebih banyak, apalagi dgn perubahan iklim spt skrg ini), serta
lebih banyak pakai flat dan fitted diapers (jadi kl yg fitted bambu dan hemp pasti keringnya lebih lama).
O iya, kenapa 3 jam sekali ganti popok? Krn itu yg dianjurkan perawat dan dokter waktu saya baru melahirkan di RS (menyusui setiap 3 jam kemudian ganti popoknya). Selain itu, bayi saya type yang kalau basah dikit udah langsung bunyi (bukan nangis yah, asli bunyi doang… hehe…). Dgn flat dan fitted diapers yg nota bene tanpa fleece, sudah pasti langsung bunyi kalau pantat si kecil basah.

Oke, oke… Perhitungannya jadi begini:

Hari pertama menggunakan 8 popok (kloter 1)
Hari kedua menggunakan 8 popok (kloter 2), sementara popok kloter 1 dicuci paginya
Hari ketiga menggunakan popok kloter 1 BILA sudah kering. Kalau belum, ya terpaksa harus ada popok kloter 3. Sementara itu, popok kloter 2 dicuci.
Hari keempat, seharusnya popok kloter 1 sudah kering ya. Jadi popok tsb yang digunakan.

Total berapa tuh, 16 kalau musim panas, 24 kalau sinar matahari tidak banyak. Ini untuk kondisi pencucian popok sehari sekali. Kalau dua hari sekali?
Hari pertama, 8 popok kloter 1
Hari kedua, 8 popok kloter 2
Hari ketiga, 8 popok kloter 3, sementara popok kloter 1 dan 2 dicuci
Hari keempat, 8 popok kloter 1 BILA sudah kering. Kalau belum, harus ada 8 popok kloter 4.
Hari kelima, seharusnya popok kloter 1 dan 2 sudah kering…

Total berapa ya… 24 kalau musim panas dan 32 kalau musim lainnya. Duh, banyak juga… Pantas popok di rumah kadang terasa kurang, terutama bila sinar matahari sedang irit-iritnya…

Jadi, beli lagi?
PS. Ini perhitungan berdasarkan pengalaman pribadi, pada bayi usia newborn sampai sekitar 4 bulan, ASIX dan proses pencucian diapers menggunakan mesin cuci dengan pilihan setting suhu dan setting jenis bahan/kain.”



Contoh lain:

Jenis popok yang ingin dimiliki adalah pocket diapers semua. Tinggal di daerah yang relatif panas dan banyak sinar matahari. Pencucian setiap pagi dengan tangan. Berapa jumlah popok yang dibutuhkan?

Kalau penggantian popok pada anak tetap sama dengan di atas, yaitu sekitar 3 jam sekali, maka kebutuhan per hari tetap 8 buah popok. Dengan rutin pencucian setiap hari, sinar matahari bisa dikatakan cukup, sehingga popok kain yang dijemur selalu bisa kering di sore hari. Jadi, pocket diapers yang dibutuhkan adalah 8 (hari pertama) plus 8 (hari kedua) menjadi 16 buah.

http://milispopokkain.wordpress.com/2011/08/10/faq-harus-punya-berapa-popok/

INNER , OUTER ???????????

Bingung dengan istilah inner dan outer? Kedua istilah ini mulai digunakan begitu popok kain modern populer di pasaran.
Inner adalah bagian popok kain modern yang menghadap ke bagian dalam, bersentuhan dengan kulit bayi saat dikenakan.
Outer adalah bagian popok kain modern yang terlihat dari luar, dapat berupa lapisan waterproof atau non-waterproof (fitted diapers, misalnya).

BAHAN POPOK KAIN (2)

Bahan stay dry
Microfleece: Menurut Zany Zebra: “Microfleece is 100% polyester and a superior moisture-wicking diaper fabric. It is used next to baby’s skin to keep baby feeling dry and comfortable even in a wet diaper. Microfleece resists staining, and does not hold poo like other diaper fabric can. Best of all, it’s so soft and cushy for baby“.
Suedecloth: Bahan ini juga 100% polyester. “Suedecloth is thinner than microfleece but has many of the same qualities that make it perfect for diaper inners. Suedecloth wicks moisture away from baby, resists staining, and does not hold poo. In addition, suedecloth does not pill and stays new-looking longer than microfleece” (dari situs Zany Zebra).
Raw silk: Walau belum umum digunakan, namun bahan ini sudah mulai beredar di pasaran. Menurut situs Kayka’s Cloth Kits, “This is a raw silk fiber fabric that is somewhat course but is one of the only all-natural fabrics that is considered “stay dry” and keeps moisture away from the skin. It is used as a diaper inner or a liner next to the baby’s skin to keep the baby feeling dry“.

Istilah bahan yang lain
Cotton Terry: Bahan katun ini sering digunakan untuk penyerap dalam popok kain dan juga untuk inner-outer fitted diaper. Tergolong murah namun cukup efektif. Yang mudah ditemukan adalah terry cotton yang biasa kita gunakan untuk handuk.
Cotton Sherpa: Bahan campuran katun dan polyester. Menurut Diaper Pin: “Sherpa Terry is knit terry fabric, just like a baby towel, that has been brushed and washed to raise the fibers and give a fluffy super soft feel. Many loops of the terry remain, and absorbency is not compromised. Generally the Sherpa Terry that is used in diapers has a high cotton content, and a small polyester content. Sherpa terry that is 75% cotton and 25% polyester, to 80% cotton and 20% polyester is most commonly used in diapers“.
Cotton Flannel: Salah satu bahan katun yang mudah ditemukan. Teksturnya lembut. Umumnya digunakan sebagai outer dan inner popok kain, namun tidak tertutup kemungkinan juga untuk digunakan sebagai penyerap.
Cotton Velour: Dari situs Very Baby: “Velour feels similar to velvet, in that it is a pile fabric. Soft and thick, velour is a luxurious fabric for diapers. Just be sure the velour you are using has a high cotton content. No lower than 70% cotton.” Bahan katun dengan tekstur velour sangat halus dan lembut di kulit bayi. Selain katun, ada juga bamboo velour dan hemp velour.
Minkee/Minky: Bahan ini tergolong populer. Dalam site Kayla’s Cloth Kits dijelaskan: “This is a 100% polyester fabric with a very soft feel to the right side. It is used as a diaper outer for fitted diapers sometimes but IS NOT WATERPROOF. It also makes a nice diaper inner that is relatively stay dry“.

http://milispopokkain.wordpress.com/2011/08/09/kamus-popok-kain-bahan-part-2/

BAHAN POPOK KAIN

Bahan kain untuk membuat popok dan aksesorisnya sangatlah beragam, tidak hanya katun. Hal ini sering kali membuat sebagian orang kebingungan karena terlalu banyak istilah baru dan tidak familiar.

Kamus kali ini berusaha memasukkan istilah-istilah bahan yang saat ini sudah ditemukan di pasaran Indonesia. Agar lebih mudah, kami mengelompokkan tiap bahan dalam tiga kategori yaitu: bahan penyerap, bahan waterproof dan bahan yang memberi efek kering (stay dry, biasanya untuk inner).

Bahan Penyerap

Bahan penyerap adalah bahan kain yang digunakan sebagai lapisan penyerap pipis bayi di dalam popok kain. Daya serap lapisan ini dapat berbeda-beda tergantung jenis bahan dan jumlah lapisannya.
Katun: Bahan ini sangat umum ditemukan. Saat ini, beberapa produsen memilih katun organik untuk bahan popok kainnya karena lebih eco-friendly. Katun organik dihasilkan dari serat kapas yang dalam pertumbuhannya tidak menggunakan bahan-bahan kimia (pestisida, pupuk buatan).
Microfiber: Dari Green Foot Steps disebutkan bahwa “Microfibres are not from renewable resources – they are usually constructed from the chemicals from petroleum – and they are not biodegradable. They last well with care and can always be recycled as cleaning cloths.”
Bambu: Bahan ini diperoleh dari serat bambu dan termasuk serat alami. Pertumbuhan bambu tergolong cepat dan tidak membutuhkan bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan. Bahan ini biodegradable, daya serap lebih baik daripada katun dan memiliki antibakteri alami.
Hemp: Bahan ini juga termasuk serat alami. Diperoleh dari tanaman hemp (nama lainnya, serat rami). Daya serapnya sangat besar dan memiliki antibakteri alami. Kelebihan lainnya adalah daya tahannya yang tinggi.
Zorb: Bahan ini tergolong baru di pasaran. Menurut Zany Zebra, “Zorb is made of non-allergenic bamboo/cotton/viscose and poly micro fibers and absorbs much faster than other diaper fabrics. A single layer of Zorb can hold three times as much liquid as other diaper fabrics so it leaks and wicks less.“

Bahan waterproof
PUL: PUL adalah singkatan dari Polyurethane Laminate. Dari situs Little for Now: “PUL is a waterproof barrier that can be laminated to polyester or cotton fabrics. Polyester PUL is much less likely to leak, cotton PUL is often really cute but requires more frequent diaper changes to prevent leaks“.
Procare: Menurut situs Candle on The Hill, “ProCare is 25% polyester (backing), 75% vinyl Barrier.” Bahan ini sangat durable dan sangat baik untuk membuat wet bag.
Wool: “A natural fiber used in making diaper covers or water-resistant soakers. Breathable and soft, quality wool diaper covers are great for overnights or for sensitive skin as they allow moisture to be released.” (dari situs Litlle for Now). Bahan wol ini sebenarnya tidak sepenuhnya tepat dikatakan waterproof. Menurut Diaper Pin, “Wool’s structure produces an elegant combination of water repellence, breathability and moisture absorbency.”
Fleece: Fleece terbuat dari bahan sintetik (polyester) dan memiliki beberapa jenis. Jenis fleece yang sesuai untuk fungsi waterproof adalah fleece yang memiliki ketebalan tertentu, antara lain Windpro, Windbloc, Polartec (salah satu sumber point ini adalah Little for Now).
Bersambung.

http://milispopokkain.wordpress.com/2011/08/07/kamus-popok-kain-bahan-part-1/

PERAWATAN POPOK KAIN

Ada beberapa istilah yang perlu diketahui terkait dengan perawatan popok kain, yaitu:

Prewashing

Prewashing adalah pencucian awal popok kain setelah dibeli dan sebelum dikenakan oleh bayi. Beberapa produsen menyarankan prewashing tiga kali atau lebih (tergantung jenis bahannya).

Tujuan dari prewashing adalah:
Untuk popok berbahan katun, prewashing akan menyusutkan bahan ke bentuk yang sesungguhnya.
Untuk popok berbahan hemp dan prefold dari katun, prewashing berguna untuk menghilangkan lapisan kimia yang digunakan dalam proses finishing (disebut fabric sizing). Popok yang sudah dibersihkan dari fabric sizing akan bertambah daya serapnya.
Untuk popok berbahan katun tanpa bleach dan hemp, prewashing berguna untuk menghilangkan natural wax. Hasilnya, popok akan lebih menyerap.

(Sumber: Diaper Junction)

Stripping

Menurut About.com, Stripping adalah suatu metode pencucian untuk menghilangkan residu deterjen dari popok kain. Deterjen, pelembut dan bahan-bahan kimia lain yang ada dalam air pencucian dapat tertinggal dan menumpuk dalam lapisan popok kain seiring dengan waktu. Penumpukan itu dapat mengurangi penyerapan popok.

Penyebab lain yang dapat mengurangi penyerapan popok dan memerlukan stripping adalah: penggunaan produk krim atau lotion pada kulit bayi yang mengenai popok. Beberapa produk tersebut ada yang aman bagi popok kain, namun ada juga yang berpotensi mempengaruhi performance popok.

Tanda-tanda popok kain perlu di-stripping (dari Baby’s World):
popok cepat bocor (pada pocket diapers: insert cepat penuh atau inner tdk meloloskan cairan ke insert – repelling)
popok berbau sangat pesing pdhal baru dipakai sebentar, atau malah baru selesai dicuci
popok kena pelembut, pewangi atau diaper cream
pantat bayi jadi kemerahan padahal sebelumnya tidak masalah

Beberapa tanda tersebut belum tentu sebagai indikasi mutlak dibutuhkannya treatment stripping. Detail mengenai stripping akan dibahas dalam blog terpisah, bersama dengan petunjuk atau cara stripping.

http://milispopokkain.wordpress.com/2011/08/07/kamus-popok-kain-perawatan/

AKSESORIS POPOK KAIN

Diaper Cover : adalah lapisan luar clodi yang sifatnya tahan air atau menolak air. Digunakan pada clodi jenis Fitted, Contour, Prefold dan Flat. Seperti halnya clodi, cover memiliki beragam pilihan. Ada yang berbentuk berkontur spt fitted diapers dan ditutup dengan velcro atau snap. Ada juga yang berbentuk seperti underwear (celana dalam) dengan snap samping.

Bahannya beragam, ada yang terbuat dari polyester atau vinyl untuk menghindari kebocoran dan basah pada baju bayi (cocok untuk pemakaian siang hari), juga ada yang dari bahan wol atau fleece polar (cocok utk bayi yang kulitnya sensitif dan untuk pemakaian malam hari karena sifat bahannya yang lebih breathable).

Insert: adalah bahan penyerap cairan pada clodi jenis pocket. Umumnya terbuat dari microfiber, bambu, hemp atau katun. Insert dapat dikombinasikan antara bahan yang satu dengan yang lain untuk mendapatkan daya serap lebih tahan lama. Bentuk insert ada yang sudah siap pakai (tinggal disisipkan dalam kantung clodi), ada juga yang harus dilipat dahulu sebelum disisipkan. Beberapa clodi jenis pocket mengeluarkan insert ukuran besar yang bisa dilipat (disesuaikan ukurannya).

Doubler: istilah yang sering kali tertukar dengan liner. Doubler adalah pad berbentuk persegi panjang yang disisipkan antara pantat bayi dan bagian inner clodi yang gunanya untuk menambah daya serap. Doubler ini sangat berguna untuk bayi yang pipisnya banyak (heavy wetters) atau untuk pemakaian malam hari. Seringkali doubler bisa berfungsi sebagai insert, atau tambahan insert.

Liners: adalah bahan tipis yang diletakkan antara pantat bayi dan bagian inner clodi yang gunanya untuk menjaga pup bayi agar tidak mengenai inner clodi sehingga mudah membersihkannya. Beberapa produsen clodi memproduksi liner biodegradable yang dapat dibuang di toilet (flushable). Jenis lain dari liner yang saat ini populer adalah liner berbahan microfleece. Bahan ini lebih tebal daripada jenis liner biodegradable dan berguna untuk menjaga pantat bayi tetap kering (stay dry).

Soaker: merupalan istilah yang digunakan untuk dua hal yang berbeda. Pertama, kata ini merujuk kepada lapisan tengah dari clodi yang terbuat dari bahan berbeda dengan bagian clodi lainnya (lebih menyerap, contohnya lapisan tengah clodi jenis AIO dan lapisan penyerap clodi jenis AI2). Kedua, kata ini juga digunakan untuk diaper cover yang terbuat dari wool atau polar fleece.

Wet bag: adalah tas/ kantung yang terbuat dari bahan kedap air misalnya PUL, yang berfungsi untuk menyimpan diaper kotor, baju renang basah, baju kotor, dan sebagainya. Ukuran wet bag bervariasi, dari yang kecil (untuk 1-2 clodi) sampai yang besar.

Dry pail: atau wadah kering, digunakan untuk menyimpan baju atau diaper kotor dalam keadaan kering hingga tiba waktunya mencuci.

Wet pail: atau wadah basah, digunakan untuk merendam baju atau diaper kotor hingga tiba waktunya mencuci

Snappi: adalah alat lentur terdiri dari 3 sisi yang digunakan sebagai penjepit untuk mengunci pada clodi jenis contour, prefolds atau flats. Snappi ini menggantikan fungsi peniti.

Laundry tab: terdapat pada kaitan Hook and Loop (velcro, aplix) yang berfungsi untuk mencegah pakaian lain menempel pada kaitan tersebut saat dicuci dalam mesin.

Snap: adalah kancing mata itik sebagai pengunci clodi atau diaper cover. Fungsi lainnya adalah untuk menyesuaikan ukuran pada clodi one size.

Hook & Loop (velcro, aplix): adalah kaitan pengunci clodi atau diaper cover yang terbuat dari bahan prepet.

http://milispopokkain.wordpress.com/2011/08/07/kamus-popok-kain-aksesoris/

BAGAIMANA CARA MEMILIH POPOK KAIN


Pertama, tentukan dulu pertimbangan utamanya apa:
Budget?
Kualitas?
Kemudahan pemakaian (praktis)?
dll…

Tiga yang di atas itu adalah yang utama. Kalau Anda lebih condong ke budget, maka segera lihat2 popok kain tradisional yang bertali atau popok kain modern buatan lokal (Zigie Zag, Enphilia, Baby Oz, Nice Kids, Cluebebe, etc) atau Cina (Coolababy, Babyland, QBaby, Metro Baby, etc). Selain itu, bisa juga menggunakan jenis flat diapers atau prefold diapers (keuntungan serta perbedaan antara keduanya ada di bahasan lain).

Terkait dengan budget, Anda pastinya akan lebih condong ke jenis yang One Size (bisa dipakai sampai bayi gedean, rata2 sampai berat bayi 13-16 kg). Kalau memang ini pilihan Anda, jangan lupa mempelajari dengan seksama petunjuk setting kancingnya ya supaya pipis bayi tidak bocor keluar.

Sedangkan untuk pertimbangan kualitas, sebagian ibu2 di milis memilih popok kain import dari US atau Eropa. Ini terutama untuk pemakaian malam hari di saat bayi tidur panjang sampai pagi.

Kalau pertimbangannya adalah kemudahan pemakaian, pilihlah yang pocket diapers dan AIO. Di Indonesia, sebagian besar ibu memilih pocket diapers bagi bayi2nya. Keuntungannya, selain mudah memakaikannya, proses pengeringan di jemuran juga relatif lebih cepat dibanding jenis AIO atau fitted diapers.

Pertimbangan lain, kemudahan perawatan. Memang popok kain modern memerlukan perawatan yang tepat dan hati2 sesuai dengan instruksi dari produsennya. Bila Anda lebih memilih popok kain yang perawatannya simple, lebih baik mencari popok kain yang berbahan katun saja (tanpa lapisan PUL). Namun hati-hati ya, sebaiknya melapisi lagi dengan diaper cover supaya pipis bayi tidak bocor.


http://milispopokkain.wordpress.com/2011/08/07/faq-bagaimana-cara-memilih-popok-kain/

JENIS-JENIS POPOK KAIN


All-in-One Diapers (AIO) : adalah clodi yang memiliki lapisan luar (outer) waterproof dan lapisan penyerap yang sudah terintegrasi dalam clodi ini (dijahit bersama). AIO ideal digunakan saat keluar rumah atau bepergian karena lebih praktis. Kekurangannya, proses pengeringan sehabis dicuci tergolong lama. Contoh produk: Bumgenius AIO dan Ananndapers AIO

All-in-Two Diapers (AI2) : adalah clodi yang memiliki 2 bagian, yaitu lapisan outer waterproof dan lapisan penyerap (soaker). Umumnya, lapisan soaker dipasang dengan menggunakan snap, namun ada juga yg tanpa snap. Contoh produk: Flip Diaper dan Cluebebe Coveria.

Pocket Diapers : adalah clodi berbentuk kantung yang memiliki 2 lapisan berbeda, pertama adalah lapisan inner berbahan stay dry (fleece, suede) dan yang kedua adalah lapisan outer berbahan waterproof (PUL, TPU). Sementara itu, bagian lain yg terpisah, yaitu insert, diselipkan di dalam kantungnya dan berfungsi sebagai penyerap cairan urine bayi. Contoh produk: Rumparooz Colors dan GG One Size Pocket.

Fitted Diapers: adalah clodi tanpa lapisan outer waterproof. Oleh karena itu, penggunaannya harus disertai dengan diaper cover untuk menghindari basah pada baju bayi. Clodi jenis ini ideal bagi bayi heavy wetter karena seluruh bagian clodi dpt menyerap pipis. Clodi ini juga cocok utk penggunaan malam hari. Contoh produk: Babykicks Organic Fitted .

Contour Diapers: adalah clodi seperti fitted, namun tanpa menggunakan snap ataupun velcro sebagai penutup serta tidak ada karet elastis di bagian paha dan/atau pinggang belakang. Diperlukan snappi atau peniti untuk menguncinya serta diaper cover untuk melapisi luarnya spy pipis bayi tidak bocor. Contoh produk: Kissaluvs Contour Diaper .

Prefold Diapers: adalah clodi berbentuk persegi panjang yang dibagi 3 bagian memanjang. Bagian samping kanan dan kiri memiliki ketebalan 4 lapis. Bagian tengah bisa memiliki 6 atau 8 lapis (lebih tebal untuk bagian penyerapan urine bayi). Umumnya prefold dijelaskan dengan angka 4-6-4, 4-8-4 atau 2-4-2 (jarang). Angka-angka ini merujuk pada jumlah lapisan kain di tiap bagian. Seperti pada Contour Diapers, clodi jenis ini memerlukan snappi atau peniti untuk menguncinya, serta diaper cover. Contoh produk: Cloth-eez Prefold dan Cilipopo prefold.

Flat Diapers: adalah clodi berbentuk selembar kain dan berbentuk bujur sangkar yang seringkali digunakan pada jaman orang tua dan nenek kita masih kecil dulu. Bahannya bisa dari tetra, muslin atau kain lainnya yang berdaya serap cukup. Serupa dengan Prefold Diapers, clodi ini memerlukan snappi atau peniti, serta diaper cover. Flat diaper sering disebut juga dengan nama Square Diaper atau Muslin Nappy. Contoh produk: Disana dan PoQPoK flat.

Popok Bertali: adalah clodi berbentuk contour ataupun persegi panjang namun hanya selembar dan memiliki tali di kanan kirinya sebagai pengikat. Bahannya bisa dari tetra, kaos atau katun biasa.

EDIT: Popok flat dan bertali sangat mudah untuk dibuat sendiri. Bahan tetra dapat diperoleh di Pasar Tanah Abang Jakarta atau pasar -pasar lain.

sumber : http://milispopokkain.wordpress.com/2011/08/07/kamus-popok-kain-jenis/

Travelling with Clodi (2) by milispopokkain


Berikut ini summary dari sharing & pembahasan ttg travelling with clodi yg kemarin disampaikan via twitter dan milis.



Tips utk #travellingwithclodi :

1.Khawatir lama keringnya, pakai soaker/insert lembaran or AO, prefolds, flats sbg pengganti soaker.

2. Khawatir ngga sempat nyuci, pakai sistem hybrid (diaper cover & disposable soaker – mis. Econobum, GroVia). #travellingwithclodi

3. Ngga mau repot dgn kucek2 pup, kasih biodegradable disposable liner. #travellingwithclodi

4. Menginap di hotel, bs jemur clodi dg gantungan baju (baru liat ide ini kmrn di Instagram). #travellingwithclodi

5. Maksimal simpan clodi kotor adl 3 hari. Sebaiknya bilas dulu sblmnya. #travellingwithclodi

6. Jangan lupa yg paling penting, bawa wetbag, atau tas waterproof lainnya. #travellingwithclodi



Tambahan tips:

Dari Djeng Eni via yahoogroups:

Membawa fitted diaper saja, cuci tinggal cemplung (perawatan lebih mudah dibanding popok ber-PUL, ber-fleece, ber-microfiber). Bisa jg prefold atau AO.

Dari Lia via yahoogroups:

Tetep mengandalkan AI2. Cuma untuk insertnya bisa combine antara mf dilapis insert socks, prefold, sama tetra.

Dari Vina via yahoogroups:

Menyediakan 3 botol Aqua 1liter untuk keperluan bersih2 saat macet tak bergerak. Sedia wipes memang ideal, tp bisa menggunakan baju2 lama anak juga untuk cadangan2 lap2.

Dari Citta via twitter:

Popok dicuci langsung dan digantung (dikeringkan di WC – kamar mandi). Kl tidak kering jg, pakai hair dryer atau minta tolong pihak hotel. Sistem diaper cover akan mempermudah.

Dari Dita via twitter:

Mencuci dgn tangan di hotel, kemudian menggunakan mesin pengering di tempat cuci kiloan.

Terima kasih atas semua sharing-nya ya, Ma

sumber : http://milispopokkain.wordpress.com/2011/08/25/travelling-with-clodi-3/

Travelling with Clodi by milispopokkain


Diterjemahkan dan disarikan dari artikel How to Travel with Cloth Diapers by Becca di link http://www.clothdiaperblog.com/how-to-travel-with-cloth-diapers/ (link ini sudah tidak valid)

Please note, bila di akhir kalimat tertuliskan ‘add.’ artinya kalimat sambungannya (yg dalam kurung) merupakan tambahan dari kami.

———

Tanpa membawa keperluan popok kain pun, bepergian dengan anak bayi sudah cukup sulit karena barang bawaannya yang seabrek dan bisa mengambil banyak tempat di kendaraan, di kamar hotel, di rumah kerabat/teman, dll. Jadi, bepergian dengan membawa perlengkapan popok kain kelihatannya tidak mungkin. Namun penulis di sini menyatakan bahwa hal itu mungkin saja. Bagaimana caranya? Mari kita simak.

Sebelum berangkat, yang perlu diketahui:
Berapa lama akan bepergian (add. lama perjalanan, lama menginap)
Dimana kita akan tinggal (add. hotel, rumah teman, rumah kerabat)
Fasilitas apa yang dimiliki oleh tempat kita menginap terkait dgn pencucian popok (add. mesin cuci, mesin pengering)

Berdasarkan informasi itu, berikut ini adalah keperluan yang kita bawa (add. Diaper stash anak penulis kelihatannya pocket diapers semua):

Untuk perjalanan pendek tidak lebih dari beberapa jam:
2-3 pocket diapers (atau prefold diapers dgn diaper cover – add. AI2 or diaper cover system)
4-6 cloth baby wipes
1 mini spray bottle berisi baby wipe solution (add. air bersih jg bisa)
Wetbag small
Changing pad (alas ganti popok)
Disinfectant, in case ruang/tempat ganti popoknya kotor

Untuk perjalanan yang lebih panjang:
8 atau lebih cloth wipes
1 mini spray bottle berisi wipe solution (add. air besih jg bisa)
Wetbag medium
Alas ganti popok
Disinfectant

Untuk perjalanan dengan menginap:
12+ pocket diapers untuk semalam, atau 24+ pocket diapers untuk lebih dari semalam
Tas duffel utk popok bersih (add. Tas apa aja bisa, asal bersih)
30+ cloth wipes
Wadah besar utk cloth wipes (add. tas kecil, cosmetic pouch, etc)
1 Botol spray besar utk wipe solution (add. air bersih jg bisa)
Dua wetbag medium (satu utk digunakan saat yg satu lg dicuci bersama popok kotor)
Alas ganti popok
Deterjen atau dish soap (tergantung akan dicuci pakai mesin atau pakai tangan) (add. sabun cuci piring Sunlight)
Insert hemp utk overnight atau perjalanan darat yg panjang (Loppy Do sgt bagus)
Pencucian dan pengeringan saat bepergian

Sebagian besar hotel memiliki mesin cuci dan pengering yg dpt kita gunakan dgn biaya ringan. Kl Anda akan pakai cara ini, gunakan deterjen yg Anda bawa. BIla menginapnya di rumah teman atau saudara, tanyakan apakah Anda bisa menggunakan mesin cuci mereka.

Kalau tidak ada mesin cuci, bawa sabun cuci piring dan cuci popok di wastafel kamar mandi. Cara penulis: mengisi wastafel dgn air hangat dan sedikit sabun, masukkan popok kotor sebanyak yg bisa ditampung wastafel, kucek2, rendam sebentar, buang air, (peras), isi lagi wastafel dengan air, proses diulang sampai tidak ada lagi busa.

Jemur popok di: gantungan baju dgn hanger, rel gorden jendela dgn hanger, tempat tas (lihat foto di link). (add. kursi yg ada di dalam ruangan – asal bukan yg berbahan kain, jemuran kecil yg kdg disediakan penginapan, rel-nya shower curtain)

Saat menginap di rumah sendiri, penulis menggunakan mesin pengering hanya utk insert2, sementara popoknya dijemur biasa. Ini utk memperpanjang umur elastik popok. Namun saat menginap di tempat yg ada mesin pengeringnya, penulis memilih utk mengeringkan semua komponen popok dengan mesin krn lebih efisien dari segi waktu dan belum tentu pemilik rumah/hotel bersedia melihat popok2 bergantungan. Selama Anda tidak stuffing (memasangkan, memasukkan) popok-insert saat masih panas, hal ini seharusnya tidak merusak elastik.

sumber : http://milispopokkain.wordpress.com/2011/08/25/travelling-with-clodi-2/

Detail Clodi Iconic Kids



Insert Stay Dry Iconic Kids


BROSUR ICONIC-KIDS



LOMBA FOTO: Cloth Diapers in Our Life


Halo…

Tanggal 26 Juli kemarin, Milis Popok Kain mencapai usia 3 tahun yang artinya kita sudah 3 tahun pula bertukar cerita dan tips seputar popok kain, cloth diaper, clodi. Kiprah kita dalam 3 tahun ini belumlah besar namun sosialisasi popok kain sudah beberapa kali dilakukan baik melalui event, liputan media maupun secara individu. Dukungan dan bantuan dari para member Milis Popok Kain sangatlah membantu kami. So, thank you! Mungkin pada saat bersamaan, bumi pun mengucapkan terima kasih kepada kalian semua karena sudah membantu mengurangi sampah. Mari tetap bersemangat!

Nah, tahun ini, dalam rangka merayakan ulang tahun Milis Popok Kain yang ke-3, kami akan mengadakan Lomba Foto yang hadiah utamanya adalah paket berisi popok kain campuran impor dan lokal. Siapa mau ikut?

Sebelum masuk ke detail mengenai lomba, saya umumkan dulu ketua panitianya: Mom Sukma Pertiwi! *keplok-keplok*. Mom Sukma akan dibantu saya, Djeng Eni dan Mom Mitha dalam pelaksanaan lomba ini, dan tentunya juga oleh kedua juri independen yang akan menilai foto-foto dari peserta lomba.



TEMA LOMBA adalah Cloth Diapers in Our Life, yang artinya semua foto yang terkait dengan penggunaan dan perawatan popok kain dalam kehidupan kita bisa diikutkan dalam lomba. Bahkan foto pembuatan popok kain pun bisa. Belum ada gambaran? Silakan melihat contoh di blog ini ya dan/atau di grup Cloth Diapering Parents Indonesia (Facebook).

Lomba ini dibuka sejak tanggal 26 Juli 2012 sampai dengan 26 Agustus 2012. Semua orang bisa ikutan lho… Tidak hanya anggota Milis Popok Kain ini saja. Semua deh…! *bantu spread this news yah*

Nanti, semua foto yang masuk menjadi milik Milis Popok Kain dan Milis Popok Kain berhak mempergunakannya untuk kepentingan sosialisasi baik secara maya, tatap muka maupun dalam bentuk cetak. Jadi foto-foto kalian akan membantu sosialisasi juga. Keren!



PERSYARATAN FOTO

Kriteria Umum :
Sesuai dengan tema
Dikirimkan dalam bentuk soft copy file dengan minimum resolusi 800×600 pixels.
Foto tidak buram, tidak gelap, tidak goyang
Pengambilan foto bukan dilakukan di dan/atau oleh studio foto professional
Satu orang dapat mengirimkan lebih dari satu foto
Mengirimkan foto melalui email lomba.foto2012@gmail.com paling lambat 26 Agustus 2012 dengan menyertakan data sbb :
judul foto dan deskripsi singkat
nama orangtua
nama anak
umur anak
nomor telepon yang bisa dihubungi
dan alamat kirim hadiah (jika menang),
serta nama account facebook dan twitter (jika ada)

Kriteria Tambahan :
Keunikan ide foto
Kekuatan foto



MEKANISME LOMBA
Semua foto yang dikirimkan akan dinilai oleh Juri pada tanggal 27 Agustus 2012 – 2 September 2012 sesuai dengan kriteria umum dan kriteria tambahan yang sudah disebutkan diatas.
Akan dipilih 5 Finalis yang masuk ke tahap Vote untuk menentukan Pemenang Favorit.
Kelima foto finalis ditayangkan di album foto grup Cloth Diapering Parents Indonesia (CDPI) pada tanggal 3 September 2012.
Semua anggota Milis Popok Kain yang sudah bergabung di grup CDPI dapat memberikan suara (vote) dengan cara meng-klik “LIKE”. Satu orang hanya bisa memilih satu foto. Waktu untuk vote adalah tanggal 3 September 2012 – 7 September 2012.
Pemenang Lomba Foto akan ditentukan tersendiri oleh Juri independen (di luar Panitia dan Moderator Milis Popok Kain)
Semua pemenang (Pemenang Favorit maupun Pemenang Lomba Foto) akan diumumkan tanggal 9 September 2012 via Milis Popok Kain dan media-media pendukungnya (blog, twitter, grup CDPI).
Keputusan Juri tidak bisa diganggu gugat.

Siapakah jurinya? Dewan juri terdiri dari dua orang:
Bapak Adityo, fotografer, ayah dari dua orang anak, cloth diapering father
Ibu Enda Kaban, fotografer

Pemenangnya akan ada enam, yaitu:
Pemenang I
Pemenang II
Pemenang III
Pemenang harapan 1 dan 2

Dan, pemenang favorit, jangan lupa…

Hadiahnya apa? Para sponsor sudah berdatangan dan kami masih dalam proses mengatur alokasi produk sponsor untuk para pemenang. Yang jelas, bakalan ada hadiah clodi Blueberry lho… Mau tak?

Dua pemberi vote yang beruntung (dipilih secara acak) akan menerima hadiah masing-masing 1 buah buku Popok Kain Modern. Jadi ikutan voting juga yah…

Oke… Semoga informasi di atas cukup jelas ya. Kami tunggu partisipasinya. Bila ada pertanyaan, jangan ragu email kami di popok-kain-owner@yahoogroups.com.




Judul: Berburu Buah Ceri

Deskripsi: Saat menginap di rumah teman yang mempunyai halaman luas, si kecil kegirangan bermain dan berlarian ke sana kemari. Tak lupa, dia pun berburu buah ceri yang saat itu sedang banyak berbuah di pohonnya.

NOTE: Watermark tidak diperkenankan untuk foto yang diikutsertakan dalam lomba.

sumber : http://milispopokkain.wordpress.com/2012/07/27/halo-tanggal-7-2/
 

Kamis, 02 Agustus 2012

Clodi IDO Kami

Awal-awal masih punya tiga clodi ,masih kami selingi dengan popok tali , terus kalo malem pas clodinya basah terpaksanya beli pampers tapi total beli pampers itu cuma 3 kali karena ga berapa lama aku tambah koleksi clodi ido sekalian buat jualan juga nih ceritanya kan hehehe

Ada empat merk yang aku coba lagi cluebebe, zigie zag, mikiwili , dan iconic kids.
Mau direview????? ^-*
ini berdasarkan pengalaman aja yahhh dari ke enam merk yang udah kupakein ke ido aku lebih cocok ke cluebebe , bahan nya halus , cuttingnya ga nyiksa baby,ngepas banget ^-^ , secara performa juga oke dan udah pernah pake buat malem-malem trus kupegang dalemnya , kering lho padahal dah bau pesing pee ido hehe ,,
semoga suatu saat bisa jadi distributor cluebebe di Palembang , doakan ya ...........

buat zigie zag aku ga terlalu suka soalnya kenapa snap adjuster ukurannya kenapa nongol dibawah jadi bikin kena paha ido mana keras gitu hiks , terus print nya ga asik banget dilihat , outernya terlalu keras menurutku sih ..... daaaaaaaaaaan kenapa insertnya tebal sekaliiiiii hikssss . trus pernah pake yang pantnya malah tembus ke samping , piye thooo tapi tetp kupakein aja ke ido paling benter ganti

mikiwili mikiwili pake hemp susah amat keringnya, impor china ini , tapi masih bagusan cluebebe pant tuh jadi jarang dipake cuma udah dipajang di tumpukan baju ido 

nah yang terakhir iconic kids , aku suka tapi ga tau emak-emak laen soalnya sejauh aku tau emak-emak pasti tergila-gila dengan performa outer clodi yang gak gampang bocor terus kan kalo udah cepet bocor tandanya perlu stripping .. nah , ini clodi sistemnya laen dengan clodi laen yang emang rata-rata pake outer PUL yang waterproof  . ini clodi breathable , outernya pake cotton jai bisa rembes gitu tapi ga usah khawatir kalo kena angin bisa kering sendiri kok , nah jadi kalo pake ni clodi ga usah pake celana ... tapi jujur ni clodi bagus menurutku karena kan kita pake popok kain emang buat menghindari ruam nah sementara ruam bisa terjaid akibat kelamaan pake popok yang udah lembab. dengan sistem rembesnya tadi bisa jadi alarm buat para emak untuk asap ganti popok baby nya , dari produsennya pun menyarankan dengan keras gantilah popok tiap 3 jam ... eittt luar nya rembes mak, tapi dalemnya keringgggg banget ,lembut , aku suka ^-^ . cuma kayanya ga cocok buat si paha gembul mesti pinter-pinter nyesuain deh 

nah sekian dulu reviewnya , sebenernya clodi ini cocok-cocokan , yah ada yang satu merk enak tapi yang laen gak atau sebaliknya. makanya dulu dikasih tips belinya jangan sekali banyak soalnya kan satu clodi lumayan lah yah harganya kalo beli banyak terus ga cocok kan rugi juga bukan jadi hemat, terpaksa jual dengan harga miring dong 

oke aybun ,akhirnyaaaaaa kalo berminat dengan clodi yang kami jual silakan hubungi kamiiiii yaaaaaa^-^, kami siap melayani anda..........

Selasa, 31 Juli 2012

CLODI PERTAMA IDO BAGIAN KEDUA

Lanjut yahhhh .........
selain pempem saya juga beli ananndapers , cuma satu yang jenis celana ekstra serap sistem lidah , harganya murah cuma 30ribuan tapi jujur ga suka banget hmmm jadi ga usah dibahaslah yaaa lagian aku ga jual juga ini ^_^ 
Mulai prewash pempemku yang pertama , cuma tiga kali cuci kering cuci kering terus langsung pake ke ido ,,, hmm lupa awalnya gimana kesannya . yah yang pasti ga tembus gitu.. secara performa pempem ini bener-bener dahsyat dibalik insertnya yang gak gitu tebel bahkan cenderung meragukan karena tipis tapi wuih bisa tahan ampe lewat 4 jam gak bocor loh, insert dan covernya sama-sama quick dry  , bener-bener jadi andalan kalo musim ujan dateng  karena dijemur dalam rumah pun udah kering aja . cuma ya aku ga suka sama cutting nya kok keras gitu ya , berhubung ido ini tipe paha gede ya itu jadinya suka ke-cap bekas cutting nya di paha ido itu ,yah paling dilonggarin dikitlah makeinnya, kasian ido ...

CLODI PERTAMA IDO BAGIAN PERTAMA

Pengen berbagi ke ayah bunda semua tentang clodi baby ido kami ^_^

13 Maret 2012 , Baby ido kami lahir dengan sehat ,lucu dan ganteng ^_^ .... kami menjadi orangtua baru , hmmm rasanya bingung apalagi tentang perabot bayi  tapi alhamdulillah ada nenek nya yang bantu kami kasih tau apa -apa yang mesti disiapin .hmmm , ternyata menjadi orangtua baru itu capek sekali yah hehe tapi ya harus dihadapin kan , huff gak ada lagi yang namanya tidur nyenyak di awal-awal kehadiran ido sayang, malam-malam bangun bergadang buat  menyusuinya dan mengganti popoknya . 

sampai idho 2 bulan , ido pake popok tali , hmm repotnyaaaa ya karena sistem serap langsung ganti kalo udah basah tapi ya enaknya mudah kering jadi gapapa lah yang penting jauh -jauh dari ruam popok  , kulitnya terjaga .


mulai memasuki 3 bulan popok tali udah ga muat lagi di badan ido kami , endut banget , dan lagi ga bisa dibedong lagi ,sudah lincah ,ga tega lah liat dia pake popok tali doang , kondisi aku yang udah mulai  bekerja juga ga mungkin mesti ganti popok dia setiap saat lagi... waktu itu aku cobain dia pake celana , aduh pee nya itu ya otomatis la kemana-mana yah, cucian jadi numpuk ,wuaaaah capeknya, tanpa pembantu tanpa mesin cuci . nah suami dan aku emang dah gak punya niat tuh makein ido disposable diaper , jadi aku tanya-tanya lah ke ibu ku dulu pake apa pas anak-anaknya dah mulai merangkak kesana kemari, weeeeew aku kaget dengernya karena dulu dibiarin aja ma ibu pake celana aja yah kalo pee tinggal di pel ,wew ga mungkin aku kaya gitu , mulai lah searching di mbah google trus ketemu sama benda unyu si clodi ini ^_^ , aku mulai cari tau, baca-baca artikel , review dari mama-mama clodi, ikut milikpopokkain, follow twitternya juga, mulai tau apa itu clodi, perawatannya ,harganya, jenisnya, keuntungannya, dan sebagainyalah.

yah namanya juga buat anak ya aku pengen mastiin gimana sih bahannya kok bisa kering di dalam terus ga bocor pee nya , dan clodi pertama ido ga aku beli secara online karena ya itu pengen megang bahannya . beli pertama cuma tiga karena dari yang aku tau emang cocok-cocokan tapi aku udah dapet merk clodi lokal yang paling digandrungi emak-emak clodi namanya pempem yah langsung aja aku target pempem yang bakal aku coba dulu , beli dua pempem yang snap sama yang velcro . keduanya insert microfiber ,kenapa ga bamboo?? bamboo susah kering dibanding microfiber , cuma itu alasanku.

Senin, 30 Juli 2012

Senin, 23 Juli 2012

Efek samping pemakaian pospak (2)



Melanjutkan tulisan sebelumnya tentang efek samping penggunaan pospak. Jika masalahnya hanya ruam popok mungkin masih bisa dianggap enteng bagi yang berkantung tebal, orangtua hanya perlu membayar lebih mahal (dengan sering mengganti diaper) supaya bayinya bebas ruam popok. Tapi bagaimana dengan isu kanker dan kemandulan yang dikait-kaitkan dengan disposable diaper?

Pemicu Kanker dan Kemandulan
Pada tahun 2000 beberapa peneliti dari Universitas Kiel, Jerman melakukan sebuah riset mengenai Archives of Desease in Childhood yang dimuat dalam British Medical Journal. Penelitian yang melibatkan 48 bayi laki-laki itu dilakukan selama setahun untuk mengetahui efek yang ditimbulkan oleh disposable diaper. Para peneliti yang melakukan studi tersebut melaporkan bahwa bayi laki-laki yang menggunakan disposable diaper temperatur skortumnya (kantung kemaluan) mengalami kenaikan beberapa derajat dibanding yang tidak memakai. Bagi seorang bayi laki-laki yang skortumnya sedang berkembang, hal tersebut merupakan perkara yang serius. Karena untuk memproduksi sperma dalam jumlah yang banyak, skortum harus bisa menjaga temperatur testis supaya suhunya lebih rendah dari suhu badan. Oleh sebab itu kenaikan satu derajat pun akan merusak kinerja skortum sebagai “mesin pendingin” testis. Tentu saja fenomena ini akan membuat produksi sperma terganggu, yang berarti kesuburan pria akan menurun. Peneliti yang melakukan studi tersebut menyatakan, “peningkatan temperatur skortum yang disebabkan oleh pemakaian disposable diaper akan mempengaruhi kualitas sperma bayi laki-laki dan meningkatkan angka terjadinya kanker testis di usia dewasa.” Mereka juga mengatakan kalau fisiologi mekanisme pendingin testis mengalami kerusakan secara signifikan.
Dalam melakukan studinya mereka juga meneliti pria Eropa yang lahir pada tahun 1975 (tidak lama setelah disposable diaper menjadi begitu populer dan digandrungi). Para peneliti itu terkejut dengan penemuannya, ternyata jumlah sperma pria Eropa mengalami penurunan hingga 25% dalam 25 tahun terakhir. Sekitar 27000 pria Inggris yang sudah menikah menjalani perawatan ketidaksuburan setiap tahunnya, dan angka kejadiannya meningkat hingga 55% pada tahun 1995. Tim Hedgley, ketua National Fertility Assosiation mengatakan, “penelitian ini begitu mengejutkan dan penting untuk diketahui.”
Sementara itu, Dr. Simon Fishel, direktur Centre of Assisted Reproduction (Nottingham, Inggris) mengatakan, “teori tersebut sangat masuk akal dan saya tidak terkejut dengan hasilnya. Bagaimana pun disposable diaper dapat meningkatkan temperatur skortum bayi laki-laki dan tentu saja hal itu merupakan masalah besar karena kinerja skortum akan terganggu.” Sayangnya produksi besar-besaran disposable diaper tidak disertai penelitian terlebih dahulu terhadap efek sampingnya. Sehingga ada kemungkinan angka kejadian akan terus meningkat seiring dengan kurangnya pemahaman masyarakat tentang efek jangka panjang yang ditimbulkan oleh pemakaian disposable diaper.

Bahan Kimia Berbahaya dalam Disposable Diaper
Isu kenyamanan yang digencarkan oleh produsen diaper selalu berkisar pada masalah daya serap tinggi yang membuat kulit bayi tetap kering. Yah, tentu saja, Sodium Polyacrylate memang bisa bekerja sebagai super absorbent yang hebat, bahan yang berbentuk serbuk sebelum dicampurkan pada lapisan dalam disposable diaper memiliki daya serap lebih dari 100 kali dari beratnya di dalam air. Bahan kimia inilah yang mengubah cairan menjadi gel yang akan menempel di kulit bayi dan menimbulkan reaksi alergi. Disamping itu, bahan ini juga dicurigai sebagai biang keladi iritasi kulit dan demam. Ketika disuntikkan pada tikus percobaan menimbulkan hemorhage, kegagalan kardivaskuler, bahkan kematian. Anak-anak bisa terbunuh jika menelan 5 gram Sodium Polycrylate. Selain itu, bahan ini juga merusak daya tahan tubuh dan menurunkan berat badan para pekerja pabrik yang memproduksinya.
Bahan kimia lain yang terkenal tingkat bahayanya adalah dioxin. Dioxin dihasilkan dari proses produksi pemutih kertas. Sementara itu proses produksi disposable diaper menggunakan dioxin dalam bentuk gas klorin. Dalam artikel yang berjudul “Whitewash; Exposing the health and environmental dangers of woman’s sanitary product and dsposable diaper – what you can do about it”, Liz Amstrong dan Adrienne Scott menyatakan kebanyakan industri kertas melakukan proses pemutihan dengan menggunakan pulp whiter daripada klorin. Penyebabnya tak lain adalah bahan kimia yang termasuk dalam organoklorin (termasuk di dalamnya dioxin) ini sangat beracun dan bersifat persisten (menetap dalam tubuh).
Tributyl Tin (TBT) juga termasuk bahan yang digunakan dalam produksi disposable diaper. Bahan kimia ini selain menyebabkan pencemaran lingkungan juga sangat beracun. Penyebarannya bisa melalui kulit, jadi bisa dibayangkan tingkat bahayanya kalau kulit bayi yang sensitif memakai diaper yang mengandung TBT. Karena saking beracunnya bahan kimia ini dalam konsentrasi yang sangat kecil pun bisa mengakibatkan gangguan hormon disamping mengganggu sistem kekebalan tubuh. Tak tanggung-tanggung, orangtua yang memiliki bayi laki-laki perlu waspada karena bahan ini bisa menyebabkan kemandulan (pada bayi laki-laki). Ginny Caldwell dalam artikelnya yang berjudul Diapers. Disposable or Cotton?, menyatakan bahwa kerusakan dalam sistem saraf pusat, ginjal dan lever bisa disebabkan oleh bahan-bahan kimia berbahaya yang ditemukan dalam disposable diaper.
Pada tahun 1999 The Archive of Environtmental Health melaporkan sebuah studi yang dilakukan oleh Anderson Laboratories. Dalam studi tersebut mereka membuka kemasan diaper lalu meletakkannya di dekat tikus-tikus percobaan. Tikus-tikus yang terekspos diaper tersebut menderita bronchoconstriction yang menyerupai serangan asma Tak hanya itu, tikus-tikus tersebut juga mengalami iritasi mata, kulit dan tenggorokan. Di dalam sebuah ruangan yang luas sekalipun emisi dari disposable diaper cukup mampu membuat tikus-tikus ini terserang asma. Bahan kimia yang ditemukan dalam disposable diaper yang mampu menyebabkan iritasi tenggorokan antara lain tolune, xylene, ethylbenzene, styrene, dan isopropylbenzene.
Tentu saja berbeda dengan popok kain yang terkenal aman karena tidak mengandung bahan kimia. Tikus-tikus percobaan tidak mengalami gangguan pernafasan seperti tikus-tikus yang terkena emisi diaposable diaper. Jadi sekarang saatnya mempertimbangkan lagi penggunaan disposable diaper supaya bayi aman dari efek jangka panjang yang ditimbulkan oleh disposable diaper.

by Diena Ulfaty

Diena Ulfaty adalah alumni Fisika yang pernah terlibat dalam RUT IX di ITB tahun 2002 – 2004. Salah satu penelitiannya (mengenai superkonduktor) dipublikasikan dalam Jurnal Fisika Indonesia 2003. Sekarang Diena tinggal di Bandung dan menekuni dunia penulisan cerita.Bukunya yang berjudul Inspiring Stories for Kids yang berisi 20 Kisah Teladan tentang Kepahlawanan, Kesabaran, Kejujuran, dan Cinta telah diterbitkan pada akhir Nopember 2008. Reviewnya bisa dibaca selengkapnya di http://dienaulfaty.wordpress.com. Buku juga sudah bisa diperoleh di TB. Gramedia, dll, atau bisa pesan langsung ke penulisnya melalui diena.ulfaty@gmail.com

dikutip dari : http://everlasting-journey.com

Efek samping pemakaian pospak (1)



Setelah disposable diaper atau popok skali pakai (pospak) dibuat pertama kali oleh Victor Miller di tahun 1950, nama Pampers langsung melejit dan menjadi populer di seluruh dunia. Orangtua merasa senang dengan inovasi popok modern ini. Bagi mereka, disposable diaper adalah solusi yang tepat untuk masalah pipis dan berak para bayi. Selain bayi bisa tidur tenang karena “tidak terganggu” basah, orangtua pun senang karena tidak perlu mendengar tangis bayi karena ngompol. Tapi beberapa waktu lalu, sebuah penelitian memaparkan kalau disposable diaper sangat tidak aman bagi bayi, antara lain masalah ruam popok.

Seorang ibu rumah tangga bercerita kalau bayinya yang berumur satu bulan mengalami ruam popok setelah memakai disposable diaper. Ia mencoba beberapa diaper dari yang murah hingga yang mahal (produk impor) tapi hasilnya tetap sama, daerah di sekitar pantat bayi menjadi kemerahan dan nampak lecet. Ia berpikir kalau disposable diaper akan membuat bayinya tetap kering seperti yang diiklankan di televisi, dan terhindar dari ruam popok. Tapi nyatanya? Bayi mungilnya tak urung sembuh. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk kembali ke popok kain. Memang pada awalnya, ia rela membayar mahal demi kenyamanan bayinya dengan popok modern. Namun setelah berpikir untung ruginya, ia menyadari kalau popok kain adalah pilihan terbaik untuk putranya.

Lain halnya dengan ibu tadi yang hanya dipusingkan dengan masalah ruam popok, Consumer Protection Agency melaporkan masalah sehubungan dengan pemakaian disposable diaper, mulai dari pembakaran bahan kimia, pemakaian bahan kimia berbahaya dan bau insektisida sampai kelakuan bayi yang sering menarik dan meletakkan disposable diaper ke hidungnya atau mulutnya.
Menurut laporan Journal of Pediatrics terdapat 54% bayi berumur 1 bulan yang mengalami ruam popok setelah memakai disposable diaper. Dalam artikel yang berjudul Disposable Diapers : Potential Health Hazards, Cathy Allison menyatakan kalau Procter & Gamble (produsen Pampers dan Huggies) melalui penelitiannya memperoleh data mencengangkan. Angka ruam popok pada bayi yang menggunakan disposable diaper meningkat dari 7,1% hingga 61%. Sementara itu Mark Fearer dalam artikelnya yang berjudul Diaper Debate-Not Over Yet menyatakan beberapa hasil studi medis menunjukkan angka peningkatan ruam popok dari 7% pada tahun 1955 sampai 78% pada tahun 1991.
Penyebaran ruam popok merupakan fenomena yang terjadi di permukaan disposable diaper. Hal itu disebabkan oleh alergi terhadap bahan kimia, kurangnya udara, temperatur tinggi karena dilapisi plastik yang sifatnya mempertahankan kalor (panas) di area popok, dan bayi jarang ganti karena mereka merasa kering meskipun pantat dalam keadaan lembab (basah).
Sebenarnya masalah ruam popok bisa diatasi dengan mengganti diaper sesering mungkin. Procter & Gamble melaporkan kalau rata-rata konsumen produk mereka mengganti diaper 5 kali sehari. Tapi beberapa peneliti dan ahli medis menyarankan agar mengganti diaper setiap 2 jam sekali. Yayayaya….great idea, tp berapa rupiah yang akan terbuang ditumpukan sampah diaper??? seperti yang telah kita hitung bersama pada artikel sebelumnya…waow, sungguh angka yang fantastis J

Heppi cloth diapering Mom’s

Ibu bijak dan cerdas pasti memilih clodi…

dikutip dari : http://everlasting-journey.com

pertanyaan seputar clodi



Kapan si kecil bisa menggunakan clodi?

Beberapa clodi sudah muat untuk bayi dengan berat 4 kg. Atau setidaknya bayi berusia 1-2 bulan, karena biasanya bayi newborn (0-1 bulan) masih menggunakan popok kain tipe flat. Selain karena biasanya bobotnya yang masih kecil, juga frekuensi pipis dan pupnya yang sering banget…jadi msh sayang klo dipakein clodi

Jika saya tertarik, clodi seperti apa yang sebaiknya menjadi pilihan?

Hal paling penting dalam membeli clodi adalah bahwa clodi dibeli untuk digunakan oleh si kecil, perlu saya tegaskan disini karena emaknya biasanya lbh tertarik dan gampang jatuh cinta dengan motif2nya yang menggoda . Karena itu kriteria pentingnya adalah, fungsi (menyerap dengan baik) serta kesesuaian ukuran dengan bayi. Untuk usia newborn, ya kirakira 1-7 bulan sebaiknya pilih yang cuttingnya trim sehingga terlihat slim dan tidak bulky. Lebih detailnya bisa diliat di review clodi.

Berapa banyak clodi yang dibutuhkan?

Jika kita memperkirakan mengganti clodi setiap 4 jam sekali, maka setidaknya kita membutuhkan 6 clodi perhari. Jumlah ini untuk pemakain sehari. Lalu pertimbangkanlah berapa sering anda mencuci. Jika mencuci sekali sehari, kirakira dibutuhkan 2 x 6 atau 12 clodi inti dan 3 sebagai cadangan jadi total 15 clodi. Perlu diperhatikan pula insert cadangan, jika sewaktu-waktu cuaca tidak mendukung. Maka disarankan membeli clodi dengan 2 insert dalam satu paketnya, disamping itu harga akan jauh lebih murah daripada beli insert diluar clodi.

Apa yang harus dilakukan dengan clodi baru?

Sebelum digunakan clodi baru sebaiknya dilakukan prewash terlebih dahulu untuk lebih memaksimalkan daya serapnya.

Berapa lama clodi dapat digunakan?

Clodi dapat bertahan untuk pemakaian kurang lebih 4-6 jam. Biasanya bagian yang basah adalah lapisan penyerap (insert). Jika hanya insertnya yang basah maka penggantian cukup insertnya saja.

Berapa lama usia clodi?

Clodi bisa digunakan oleh si kecil hingga ia lulus toilet training (2 tahun) bahkan dapat diwariskan kepada adik2nya kelak. Ini tentu saja jika dilakukan perawatan dan penanganan yang baik terhadap clodi. Tips perawatan clodi bisa dilihat disini.

Smentara ini dulu deh, jika ada pertanyaan lainnya soal clodi ? please leave comment… dan smoga saya bisa membantu

dikutip dari : http://everlasting-journey.com

PREWASH CLODI


Apa yang harus saya lakukan dengan clodi baru?

Seperti halnya ketika membeli baju baru, tentu saja kita tidak boleh langsung mengenakannya pada si kecil. Kita harus melakukan prewash terlebih dahulu, yaitu mencucinya sebelum digunakan.

Prewash bisa dilakukan dengan mencuci menggunakan tangan atau menggunakan mesin cuci. Berbeda dengan pakaian biasa yang cukup dicuci sekali, prewash pada cloth diaper sebaiknya dilakukan minimal 3 kali (cuci – kering – cuci – kering- cuci – kering – pakai).

Tujuan dilakukannya prewash adalah menghilangkan lapisan finishing pada proses pembuatan atau proses pengepakan. Selain membuat cloth diapers lebih sehat, penghilangan lapisan finishing ini juga menambah daya serap cloth diapers dan noda pup lebih mudah terangkat sehingga manfaat clodi bisa maksimal.

Hepi cloth diapering mom’s

Merawat Clodi

Seberapa lama clodi bertahan?Pertanyaan ini kerap ditanyakan kepada saya, Jawabannya tentu saja tergantung dari bagaimana kita merawat clodi. Dengan perawatan yang baik, tentu saja clodi akan terus berfungsi baik, bahkan dapat diwariskan kepada adik si bayi kelak.

Perawatan clodi dimulai dari bagaimana mencuci clodi.

- Saat pertama kali memiliki clodi lakukan prewash.

- Pilihlah deterjen yang tidak mengandung bahan pemutih atau pelembut. Dan gunakan takaran setengah dari saran pencucian yang disyaratkan deterjen.

- Untuk clodi model velcro, sebelum mencuci tempelkan Velcro pada tab. Ini penting dilakukan agar Velcro tidak rusak saat pencucian, yang berarti memperpanjang usia Velcro.

- Buang kotoran (noda pup) yang melekat dengan cara menyiramkan air.

- Pencucian bisa dilakukan secara manual atau menggunakan mesin cuci. Hindari menggunakan sikat pada proses pencucian. Sebisa mungkin pastikan bahwa proses pencucian tidak menyisahkan deterjen.

- Hindari mencuci menggunakan air panas terutama untuk outer berbahan PUL. Sebaiknya gunakan air biasa atau suam-suam kuku.

- Penjemuran menggunakan sinar matahari langsung lebih disarankan kerena kering lebih maksimal.

- Jika daya kerja clodi mulai menurun, biasanya ditandai dengan seringnya bocor dan clodi berbau pesing dan apek, maka sgera Lakukan proses stripping. Atau lakukan stripping minimal 3 bulan sekali.

dikutip dari : http://everlasting-journey.com

Istilah bahan dan bagian Clodi

Sebelumnya, cloth diaper secara umum terbagi atas bagian-bagian ini (urut dari luar ke dalam):

Bagian Penutup/ Cover/ Outer : sebagai bagian penahan air, juga sebagai bagian yang berfungsi fashionable. Cover bisa bermacam corak, dan warna. Bisa terbuat dari polyester, wol, katun, velour. Ada yang memadukan bahan-bahan ini dengan PUL (hayo..mahluk apa ini?)

Bagian Penyerap Cairan/ Insert : sebagai lapisan yan rata-rata tebal, penyerap cairan. Bisa terbuat dari katun, microfiber, hemp, flanel, terry, bamboo

Bagian Dalam/ Inner : sebagai bagian penyerap awal saat ada cairan, bersentuhan langsung dengan pantat bayi. Bisa terbuat dari suedecloth, microfleece, flanel.

Pin/ Snap/ Velcro, digunakan sebagai “pengikat/pengencang” cloth diaper (tapi ini paling luar, hehehe..)

Nah, sekarang soal bahan-bahannya ni..

POLYESTER dan CAMPURAN POLYESTER


Polyester yang berwarna-warni

Serat sintetis yang tahan lama, mudah kering, mudah dibentuk, daya tahan kuat, dan mudah perawatannya. Polyester mudah dicampur dengan serat lain (seperti katun), sehingga menghasilkan bahan yang kuat, namun lebih adem di kulit atau wol.

Polyester banyak digunakan sebagai bahan lapisan luar cloth diaper. Baca di beberapa cloth diaper merk terkenal, kebanyakan menulis 100% polyester. Hem, kenapa yah? Padahal menurut saya polyester yan digabung dg katun akan lebih berasa adem di kulit bayi. Lebih breathable.

Beberapa cloth diaper indonesia juga menggunakan bahan polyester sebagai lapisan penahan airnya sebagai pengganti PUL. Kadang disebut juga sebagai bahan jas baby.

WOL

wol diaper Anyaman serat alami (euh, sekarang juga dah banyak yang campuran ding) yang berasal dari domba. Relatif tebal. Sifatnya yang anti air, namun breathable membuatnya populer untuk dipilih sebagai penutup popok alias cover.

Wol menyerap hingga 30% dari berat dalam cairan tanpa membuat kulit terasa basah. Wol memiliki sifat antibakteri alami sehingga tidak perlu dicuci sesering serat lainnya. Walaupun memang membutuhkan perawatan khusus, mencuci wol tidaklah sulit.

Karena seratnya tebal, perlu waktu agak lama menunggu wol kering . Musuh ibu-ibu di musim hujan, hehehe
VELOUR


velour cover Kain yang menyerupai beludru jika dipegang, namun lebih tipis. Terlihat mewah. Lebih tebal dari polyester, namun lebih ringan dari wol. Velour yang digabungkan dengan polyester memiliki daya tahan lebih.
KATUN


cotton diaper Kain dengan serat yang tidak terlalu tebal, lembut, motif dan warna menarik kadang membuatnya dipilih sebagai cover cloth diaper. Sayangnya, daya tahannya diragukan. Dicuci berulang kali bisa membuat warnanya pudar, dan seratnya semakin tipis.

Apalagi katun bersifat menyerap air dengan cepat. Lama-lama bisa bocor. Tapi ada juga yang memilihnya karena tidak takut diaper anaknya bocor, yang penting “adem”.


PUL – Polyurethane Laminate


PUL meteran

PUL adalah sebutan untuk plastik plastik polyurethane (iya, ini termasuk kategori plastik juga) tahan air yang di “laminating” dengan cover. PUL berfungsi sebagai lapisan penahan air agar cloth diaper tidak bocor. Dengan adanya teknologi PUL ini, cloth diaper bisa jadi tipis, ga pake lapisan plastik lain yang terpisah^^, namun tetap breathable.

Namun perhatikan cara perawatan PUL. Perawatan (pencucian dan pengeringan) yang salah bisa membuatnya rusak, retak, berbau, hingga bocor. Karena kebanyakan orang Indonesia tidak familiar dengan perawatan bahan ini, beberapa produsen cloth diaper Indonesia menggantinya dengan bahan polyester lain. Sebaiknya perhatikan petunjuk perawatan dari masing-masing produsen.

PUL juga memiliki tingkatan. Jangan asal murah. Coba bandingkan PUL pada cloth diaper yang harganya relatif murah dengan yang relatif mahal. Hm hm hm , harga memang tidak menipu. Perlu diingat, harga PUL cenderung mahal, karena untuk melaminasi PUL dengan lapisan outer di sebuah pabrik butuh biaya besar .

Pernah baca review salah satu ibu di Amrik sono, cloth diaper dengan PUL “murah” diragukan daya tahannya. Ga ilmiah sih analisa saya, cuma PUL clodi merk US Qia yang pertama masih baik (meski kalo di zoom, mulai ada retaknya dikit), sedang clodi merek something2 yang saya beli murah dah lebih banyak retaknya . Heu..

dikutip dari : http://diladisini.wordpress.com

CARA MENCUCI CLODI

Menggunakan dan merawat popok kain modern (cloth diaper, clodi) ibarat pepatah ‘alah bisa karena biasa’. Awalnya ada yang merasa, “ribet, deh!”. Kalau tidak mengerti betul, ada juga yang merasa, “mau praktis kok malah repot, sih? Cape, deeeh!”. Meski demikian, ibu-ibu pengguna popok kain modern kini semakin banyak. Sebab, kerepotan yang terasa berat di awal, sebenarnya adalah pekerjaan harian biasa yang mudah dikerjakan. Karena belum terbiasa maka rasanya sulit sekali. Setelah terbiasa, secara otomatis Ibu atau asisten di rumah akan jauh lebih mudah mengerjakannya.
Popok kain modern ada banyak jenisnya. Antara lain fitted diaper, prefold diaper, pocket system, All in Two (AI2), All in One (AIO) dan cover system*. Tetapi pada intinya, cara perawatannya sama: tidak perlu direndam lama, dicuci dengan sedikit deterjen dan dibilas sampai hilang busanya.
Perbedaan dari macam-macam jenis tersebut diatas, biasanya mempengaruhi cepat-lambatnya waktu pengeringan.
Nah, berikut ini detail cara pencucian dengan pilihan cuci dengan tangan dan dengan mesin cuci. Umumnya, dengan cara berikut ini, popok tidak akan beraroma khas amonia setelah kering.
Happy cloth diapering!
*****

Mencuci dengan Tangan
Jika si kecil buang air besar, buang kotoran ke dalam kloset, siram untuk menghilangkan sisa kotoran yang menempel
Jika belum sempat mencuci selama 2 – 3 hari, sebelum ditaruh di ember, kucek sebentar di bawah air mengalir untuk membuang sisa ompol
Kumpulkan popok kotor di ember kering (dry pail)
Saat hendak mencuci, siapkan ember berisi air dan gunakan 1/4 takaran deterjen tanpa pemutih, pewangi dan pelembut, dan hindari deterjen dengan kandungan enzim pengangkat kotoran. Rendam sebentar, sekitar 15 – 30 menit
Kucek popok, tidak perlu sekuat tenaga saat mengucek dan memeras. Simpanlah energi dan tenaga dalam Ibu-ibu untuk bermain bersama si kecil saja.
Bilas 2 atau 3 kali sampai busa hilang. Kalau ada bau ompol membandel, bilas di bawah air mengalir.
Peras popok secukupnya, jemur dengan inner menghadap matahari
Setelah kering, lipat dan simpan di lemari pakaian si kecil.
Mencuci dengan Mesin Cuci
Sharing dari Anna:
“Untuk pencucian sehari-hari, aku menggunakan mesin cuci semi-automatic dua tabung. Cara pencucian aku biasanya seperti ini:
Bekas pup dikucek sampai bersih, jadikan satu dengan popok kotor lainnya
Bilas popok kotor bekas ompol dengan air biasa tanpa deterjen sebanyak dua kali
Bilas dua kali tanpa deterjen
Baru dicuci bersama baju Seno lainnya
Cuci selama enam menit dengan deterjen 1/4 takaran dari yang dianjurkan
Bilas 2 – 3 kali hingga busa tidak ada atau hanya sedikit
Keringkan dengan spin selama 2 – 3 menit
Tentunya banyaknya air, deterjen, lamanya cuci dan bilas juga disesuaikan dengan banyaknya popok kotor yah. Biasanya aku nyuci seperti ini utk 2 – 3 set popok modern. Oh ya, ada juga yang menyarankan nyuci popok modern jangan dicampur pakaian biasa, tapi aku campur untuk menghemat air, listrik, waktu dan tenaga
Selain itu kalo mau merendam popok di air deterjen jangan lama-lama, mungkin sekitar lima menit aja. Sebaiknya sih ikuti saran pencucian yang biasanya tertera pada label masing-masing merk popok. Ada yang mengklaim ‘wash at any temperature’ seperti Blueberry Minky, ada juga yang menyarankan cuci dengan air panas di suhu 40 – 60° C, ada juga yang outer-nya sama sekali tidak boleh kena air panas seperti merk Coolababy. Bila masih terdapat noda pup setelah dicuci, biarkan saja dulu, jemur di bawah terik matahari, noda akan memudar. Kalaupun masih ada biasanya akan hilang pada pencucian selanjutnya.
Oh ya, untuk mencuci dengan mesin cuci otomatis (fuzzy logic ya istilahnya?) aku belum pernah jadi belum ada pengalaman. Kalo melihat cara kerjanya kayaknya lebih boros air. Bila cucian tidak terlalu banyak menurutku sebaiknya dicuci dengan tangan”.
Tentang PERENDAMAN


Tips dari Sitha Puspita:
“Bisa juga ditambahkan bubuk anti bakteri saat merendam dan/atau saat mencucinya, misalnya produk Mothercare Smart Nappy Soak atau Bambino Mio Fresh. Mungkin pakai Tea Tree oil juga bisa, silakan browsing untuk detailnya”.
Tips dari Adisty Budiman:
“Fitted diaper dan reusable liner yg ada fleece-nya biasanya tetap aku rendam sih, malahan semalaman, buat ngilangin pesing dan noda. Kalo pocket diaper dan diaper cover yang PUL-laminated memang gak aku rendam karena memang demikian sesuai anjuran kebanyakan produsen clodi, karena katanya bisa merusak atau melemahkan daya waterproofing (kalo minjam istilahnya ‘deteriorate’)”.
*****
Nah, tulisan ini adalah beberapa tips dari Ibu-ibu yang terbiasa menggunakan popok kain. Bisa dilihat, bahwa setiap Ibu punya cara sendiri, tetapi pada dasarnya tetap pada prinsip menggunakan sedikit deterjen, membilas sampai busa hilang, tidak merendam popok terlalu lama sebelum dicuci dan tidak menggunakan setrika setelah popok kering.

Silakan tentukan gaya Anda sendiri. Untuk informasi lebih lanjut atau berbagi pengalaman ber-popok kain ria, gabung di milis popok kain yaaa..

Dikutip dari : http://milispopokkain.wordpress.com/

APA ITU CLODI????

Apa Sih Clodi itu?

Beberapa waktu lalu, dunia resah dengan sebuah penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Jerman mengenai efek buruk disposable diaper (popok skali pakai/pospak) terhadap bayi laki-laki dan lingkungan. Efek kemandulan yang menimpa 75% pria Inggris yang lahir di tahun tak lama setelah Pampers ditemukan oleh Victor Miller pada tahun 1950, menjadi topik utama perbincangan hangat di masyarakat.

Sebagai salah satu solusinya pada 2006, clodi pertama kali diperkenalkan di Amerika, produk ini langsung booming. Para ibu menyambutnya dengan antusias. Tak heran jika produk ini pun ludes dalam waktu sekejap.

Mari coba kita kuliti sedikit banyak tentang clodi

Clodi atau Cloth Diaper yang artinya popok kain, tidaklah sama dengan popok kain tradisional yang Anda kenal. Bentuknya pun unik dan lucu. Sama seperti celana bayi biasa, tetapi memiliki kancing, atau strap dari velcro. Popok yang lebih tepat disebut celana ini, dilengkapi sebuah penampung cairan (disebut insert) yang bisa diganti beberapa kali. Umumnya, clodi ini bisa digunakan 3 sampai 5 jam, bergantung pada masing-masing bayi, apakah sering pipis atau tidak. Daya serapnya yang tinggi bisa dijadikan solusi pengganti Pampers yang aman dan ramah lingkungan. Clodi bisa dijadikan solusi agar bayi bisa tidur dengan tenang di malam hari dan ketika bepergian.

Cara Kerja Clodi

Cara kerjanya adalah saat bayi pipis atau pup, pipis akan diserap oleh inner (bagian dalam clodi). Karena inner terbuat dari bahan yang memberikan sensasi kering (stay dry) seperti fleece atau bamboo, bayi tetap akan merasakan sensasi kering sehingga ia tidak rewel akibat pantanya yang basah. Air pipis selanjutnya akan diserap oleh bagian insert yang menjadi penahan air pipis tersebut yang memang didesain dari bahan yang menyerap dan menahan air pipis bayi. Kekuatan insertlah yang akhirnya menentukan seberapa lama clodi bisa bertahan menahan pipis bayi (berkisar 4 hingga 6 jam). Itulah sebabnya, jika bayi dirasa sering pipis disarankan untuk menggunakan dobel insert terutama pada malam hari, sehingga clodi dapat lebih banyak menahan air pipis bayi.

Walaupun clodi bisa bertahan, disarankan untuk mengganti popok paling tidak 4 jam sekali. Jika dirasa hanya bagian insert yang basah, maka cukup ganti bagian insertnya saja.

Nah, bagi Anda yang tidak ingin repot dengan popok kain tradisional, tetapi mengharapkan popok yang memiliki kemampuan hampir sama dengan disposable diaper, aman, dan ramah lingkungan, ada baiknya mencoba produk ini. Popok yang lebih layak disebut celana bayi ini bisa dijadikan solusi saat Anda membawa bayi bepergian. Yang jelas, Anda tidak perlu pusing lagi dengan efek buruk yang ditimbulkannya, karena clodi ini dijamin ramah lingkungan dan sehat. 

Saya dengan senang hati mengajak bunda2 beralih ke clodi, karena saya sudah merasakan sendiri manfaatnya, so sudah menjadi kewajiban saya untuk berbagi

dikutip dari : http://everlasting-journey.com

KENAPA HARUS CLODI

Semua orangtua menginginkan yang terbaik untuk buah hati tercinta, tetapi banyak yang tidak sadar akan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang saat harus memilih diantara popok kain (clodi) dan popok sekali pakai.

Pemakaian Cloth Diaper(Clodi) Sangat mudah… Seperti memakai popok sekali pakai, tetapi popok kain lebih baik untuk bayi, keuangan dan juga untuk lingkungan.

Clodi lebih nyaman dan sehat

Kami percaya bahwa kenyamanan dan kesehatan adalah salah satu alasan yang terpenting untuk memilih clodi karena terbuat dari bahan yang lembut, dan bersirkulasi udara yang memberikan anak anda rasa lembut dan nyaman. Clodi juga memiliki bahan bagian dalam yang mampu menyerap kelembaban untuk memberikan rasa tetap kering di pantat bayi. Popok kain tidak memiliki plastik yang menggesek kulit seperti banyak terjadi pada popok sekali pakai. Pernahkah bunda memperhatikan iklan popok sekali pakai? Bagian luar yang “seperti kain” – mereka juga menyadari bahwa yang paling nyaman adalah dengan menggunakan kain!

Popok sekali pakai mengandung bahan kimia, kertas plastic, dan tercatat menimbulkan masalah kesehatan yang serius yaitu reaksi alergi

Sebagai tambahan, ketika bunda membandingkan daya serap antara clodi dan popok sekali pakai, maka clodi memiliki daya serap yang sedikit lebih rendah. Ini adalah hal yang baik! Clodi mulai basah/lembab rata-rata setelah 4 jam dipakai sedang penyerap ultra pada popok sekali pakai menyembunyikan kelembaban/kebasahan. Artinya anak-anak akan lebih sering mengganti clodi daripada anak-anak yang menggunakan popok sekali pakai (yang berarti duduk di atas kotoran mereka sendiri lebih lama).

Setiap anak memiliki perbedaan toleransi terhadap produk pospak, bundalah yang paling mengerti keadaan sikecil dan memutuskan popok mana yang cocok untuk buah hati tercinta.

Clodi lebih ekonomis

Penggunaan clodi lebih ekonomis dibandingkan popok sekali pakai. Meskipun biaya awal clodi lebih mahal, tapi anda akan menghemat banyak karena clodi dapat bertahan bertahun – tahun. Tidak hanya bertahan lama, tapi clodi semakin lama semakin baik, karena semakin sering dicuci maka semakin kuat pula daya serapnya, dan hal ini tidak akan kita dapatkan dari popok sekali pakai. Sebagai tambahan, bila digunakan sesuai aturan clodi dapat disimpan untuk diwariskan kepada adik-adiknya kelak.

Mari kita hitung bersama :

Pemakaian pospak

Dengan perhitungan minimal, jika dalam sehari hanya menggunakan 3 pcs saja

Dalam satu bulan : 3pcs x 30 hari x @ Rp. 1.500,- = 135.000/bln

Dalam satu tahun (tdk memperhitungkan kenaikan harga): 1.620.000

Bila si kecil memakai pospak dalam 2tahun (tdk memperhitungkan kenaikan harga) : 3.240.000

Pemakaian Clodi One Size:

Bila mencuci tiap hari maka kita membutuhkan 10 popok utama dan 5 cadangan. Kita hitung max 15 pcs

15 x Rp. 75.000,- = 1.200.000

Lebih ekonomis bukan…..

Popok kain lebih ramah lingkungan

Popok sekali pakai meninggalkan jejak sisa kotoran dan polusi – rata-rata mencapai 2,7 ton dari sampah yang tak dapat terurai oleh alam dihasilkan per tahunnya, belum dihitung sampah yang dihasilkan pada saat pembuatan popok sekali pakai. Pada bungkus popok sekali pakai menyarankan agar kotoran pada popok bekas pakai dibuang saja di toilet, tetapi banyak orangtua yang tidak menyadari hal itu. Ini berarti kotoran manusia akan mencemari tanah dan kemudian air tanah, yang sangat memungkinkan dapat menyebarkan penyakit. Popok kain melepaskan kotoran ke tempat yang semestinya – ke dalam system jahitannya yang kemudian dibuang ke pembuangan air kotor dari perumahan (pada proses pencucian). Sebagai tambahan produk popok kain dapat dipakai hingga masa pakainya habis, kemudian jika dibuang dapat membusuk secara alami dan kembali ke tanah.

dikutip dari : http://everlasting-journey.com